CHANIA AYU WIJAYA (08) - AI dalam Pendidikan: Dampak, Peluang Akses, dan Potensi Ketimpangan dalam Sistem Pendidikan
TOPIK:
AI dalam Pendidikan: Dampak penggunaan AI dalam sistem
pendidikan, baik dari segi kemudahan akses pendidikan maupun potensi
ketimpangan.
AI dalam Pendidikan: Dampak, Peluang Akses, dan
Potensi Ketimpangan dalam Sistem Pendidikan
PENGARANG:
NAMA : CHANIA AYU WIJAYA
KELAS : XII-10
NO. ABSEN : 08
Menurut John McCarthy, Artificial Intelligence
merupakan suatu ilmu dan teknik dalam menciptakan mesin yang bersifat cerdas,
terutama dalam menciptakan program atau aplikasi komputer cerdas. Artificial
Intelligence adalah suatu langkah untuk menciptakan komputer, robot, aplikasi
atau program yang bekerja secara cerdas, layaknya seperti manusia (McCarthy,
2007). Pendidikan merupakan
salah satu pilar utama dalam membangun kemajuan sebuah negara. Dalam beberapa
dekade terakhir, kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), telah
membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, tak terkecuali di dunia pendidikan.
AI menawarkan berbagai potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mulai
dari kemudahan akses materi pembelajaran, personalisasi proses belajar, hingga
otomatisasi dalam penilaian dan administrasi. Namun, di balik manfaat yang
besar, penggunaan AI juga menimbulkan tantangan yang tidak bisa diabaikan,
salah satunya adalah potensi ketimpangan akses terhadap teknologi. Tidak semua
daerah atau individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses teknologi
canggih ini, yang bisa memperburuk ketidaksetaraan pendidikan. Oleh karena itu,
penting untuk mengeksplorasi lebih dalam dampak penggunaan AI dalam sistem
pendidikan, baik dari sisi kemudahan yang ditawarkannya maupun potensi
ketimpangan yang bisa muncul, sehingga kita bisa memahami bagaimana seharusnya
teknologi ini diintegrasikan dengan bijak dan adil dalam dunia pendidikan.
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia
pendidikan menghadirkan potensi revolusioner yang mampu mengubah cara kita
mengakses dan memproses informasi. Di satu sisi, AI membuka peluang besar untuk
meningkatkan kualitas pendidikan melalui personalisasi, efisiensi, dan
aksesibilitas. Namun, di sisi lain, penerapan AI dalam pendidikan juga
berpotensi menambah ketimpangan sosial dan ekonomi, terutama terkait dengan
akses terhadap teknologi.
Salah satu keuntungan utama dari penggunaan AI dalam
pendidikan adalah kemudahan akses. AI dapat mengatasi hambatan geografis dan sosial yang sering kali
menghalangi akses pendidikan berkualitas. Sistem pembelajaran berbasis AI,
seperti platform pembelajaran daring yang dilengkapi dengan teknologi adaptif,
memungkinkan siswa di berbagai belahan dunia untuk memperoleh pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. AI dapat memberikan materi ajar
yang dipersonalisasi, mengidentifikasi kesulitan belajar siswa, dan memberikan
rekomendasi konten pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman mereka.
Teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget dan
Vygotsky menekankan pentingnya pengalaman belajar yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan individu. AI, dengan kemampuannya untuk menyesuaikan
materi pembelajaran berdasarkan kemampuan siswa, mendukung teori ini dengan
cara yang lebih terukur dan sistematis. Sebagai contoh, platform seperti Khan
Academy dan Duolingo memanfaatkan AI untuk menyesuaikan tingkat kesulitan
materi yang diberikan kepada penggunanya, memastikan mereka tidak hanya memahami
konsep dasar tetapi juga dapat berkembang ke materi yang lebih kompleks sesuai
kemampuan mereka.
Penelitian terbaru tentang AI dalam pendidikan yang
dilakukan oleh beberapa institusi telah menemukan:
-
65%
pendidik ingin menerapkan AI untuk meningkatkan hasil belajar.
-
20-40%
tugas saat ini dapat dialihdayakan ke teknologi.
-
13
jam per minggu waktu pengajar dapat dibebaskan dengan menggunakan AI untuk
mengotomatiskan tugas.
-
48%
pendidik mengatakan teknologi AI memiliki dampak positif terhadap pengalaman
pembelajaran siswa.
-
42%
guru dan siswa mengatakan bahwa AI menciptakan sistem yang lebih berkesetaraan.
-
73%
siswa melaporkan AI membantu mereka belajar lebih cepat
-
67%
siswa melaporkan AI membantu mereka belajar lebih efisien
Sumber dari EdTech Magazine menyebutkan bahwa AI juga
dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran dengan meminimalkan waktu yang
dibutuhkan untuk memberikan umpan balik dan mengurangi beban administratif pada
pengajar. Sebagai contoh, perangkat lunak berbasis AI seperti Gradescope dapat
secara otomatis memeriksa tugas dan ujian, memberikan umpan balik langsung
kepada siswa, dan memungkinkan pengajar untuk fokus pada interaksi yang lebih
mendalam dengan siswa.
Menurut laporan UNESCO (2021), sekitar 2,9 miliar orang
di seluruh dunia masih belum terhubung dengan internet, dan sebagian besar dari
mereka berada di negara berkembang. Tanpa akses yang memadai ke internet dan
perangkat yang mendukung, potensi AI untuk mengubah pendidikan akan sangat
terbatas, hanya dinikmati oleh segelintir orang yang berada di daerah maju.
Akibatnya, ketimpangan digital ini berisiko memperburuk kesenjangan pendidikan
yang sudah ada antara negara maju dan negara berkembang, serta antara berbagai
kelompok sosial-ekonomi di dalam suatu negara.
Selain itu, meskipun banyak platform pembelajaran
berbasis AI menawarkan pengalaman pembelajaran yang disesuaikan, mereka sering
kali membutuhkan perangkat keras yang lebih kuat dan koneksi internet yang
cepat—sesuatu yang tidak selalu tersedia bagi siswa di daerah terpencil atau
keluarga dengan pendapatan rendah. Hal ini bisa membuat mereka tertinggal dalam
mendapatkan kualitas pendidikan yang setara dengan siswa di kawasan perkotaan
yang lebih maju.
Integrasi elemen-elemen seperti pembelajaran berbasis
gamifikasi atau penggunaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR)
dapat membuat pembelajaran daring menjadi lebih menarik dan efektif (Yaniaja et
al., 2020). Selanjutnya, dalam konteks penilaian otomatis, respons yang
menyoroti efisiensi dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis
dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan sistem penilaian yang lebih
canggih (Zein, 2021)
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of
Educational Data Mining (2019) menunjukkan bahwa algoritma yang digunakan untuk
menilai kinerja siswa atau memprediksi hasil akademik dapat memperburuk
ketimpangan yang ada, terutama jika data yang digunakan mengandung bias
historis. Oleh karena itu,
penting untuk memastikan bahwa algoritma yang digunakan dalam pendidikan
dilatih dengan data yang adil dan representatif serta terus dievaluasi untuk
menghindari ketidakadilan.
MANFAAT AI DALAM PENDIDIKAN:
1. Efisiensi administratif: AI dapat mengotomatiskan
tugas rutin, meningkatkan efisiensi, dan membebaskan waktu pengajar, staf, dan
pengelola sekolah untuk aktivitas yang lebih bernilai tinggi. Misalnya, AI dapat membantu pengajar dalam mengelola
penilaian, menilai esai, dan mencatat kehadiran. AI juga dapat mengotomatiskan
pesan yang dipersonalisasi tentang acara dan jadwal atau membantu perencanaan
sumber daya.
2. Wawasan berbasis data: Analisis data oleh AI, seperti
kinerja tugas dan hasil ujian siswa dan kelas, dapat menghasilkan wawasan yang
unik bagi pengajar dan pengelola sekolah. Wawasan ini dapat digunakan untuk
menyempurnakan kurikulum, mengadaptasi instruksi untuk pengalaman pembelajaran
yang dipersonalisasi, memandu pengembangan keterampilan, mengenali peluang
pembinaan, dan menghadirkan cara baru untuk membimbing dan mengelola
pembelajaran siswa. Umpan balik tentang kemajuan siswa juga dapat memberikan
informasi kepada lembaga pendidikan daerah terkait penyesuaian pengembangan
materi pembelajaran.
3. Pelaksanaan dan keselamatan yang lebih baik: Pelaksanaan
kegiatan dalam skala sekolah atau daerah dapat diuntungkan oleh pemanfaatan AI.
Misalnya, sistem digital yang didukung AI dapat mendeteksi masalah dan gangguan
fasilitas atau teknologi secara proaktif atau hampir real time. Teknologi visi
komputer dan sensor yang terhubung dapat meningkatkan keamanan fisik di
antaranya melalui pintu pintar, deteksi jatuh, dan akses gerbang pintar.
Kemampuan ini dapat menghasilkan peningkatan efisiensi serta tingkat keselamatan
dan keamanan yang lebih tinggi di seluruh area kampus.
4.
Perlindungan
keamanan siber yang lebih baik: Ancaman siber terus berkembang, dan sektor
pendidikan adalah salah satu target utama. Misalnya, pada tahun 2023 serangan
ransomware yang tercatat terhadap semua tingkat institusi pendidikan meningkat
sebesar 105 persen.4 Teknologi keamanan yang didukung AI dapat membantu tim IT
pendidikan secara proaktif meningkatkan solusi keamanan saat ini untuk
melindungi siswa, sekolah, data, dan pelaksanaan dari serangan siber.
Kecerdasan
buatan (Artificial Intelligence) telah mengubah lanskap pendidikan dan
proses pembelajaran siswa secara signifikan. Berkat kemampuannya menganalisis
data dalam jumlah besar, membuat rekomendasi yang dipersonalisasi, dan
menyediakan alat pembelajaran interaktif, Artificial Intelligence telah
menjadi sekutu berharga dalam pendidikan tinggi. Dalam era digital ini, AI
memiliki potensi besar untuk merevolusi dunia pendidikan, menciptakan peluang
akses yang lebih luas, serta memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan
efisien. Namun, kita tidak bisa mengabaikan tantangan yang muncul, terutama
terkait dengan ketimpangan akses terhadap teknologi. Sebagai contoh, meskipun
AI dapat memfasilitasi pendidikan yang lebih inklusif di banyak belahan dunia,
ketimpangan dalam akses perangkat keras, koneksi internet, dan keterampilan
digital dapat memperburuk kesenjangan antara negara maju dan berkembang, serta
antar individu dari latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda.
Lebih
jauh lagi, kita juga harus berhati-hati terhadap potensi bias yang ada dalam
sistem AI, yang bisa memperburuk ketidakadilan dalam proses pendidikan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa pengembangan dan penerapan
AI dalam pendidikan dilakukan dengan pendekatan yang bijak dan inklusif.
Pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk
menciptakan kebijakan yang mendukung pemerataan akses dan memastikan bahwa
teknologi ini tidak hanya tersedia bagi segelintir kalangan, tetapi dapat
dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali.
Pesan
yang ingin disampaikan adalah bahwa meskipun AI dapat membawa perubahan besar
dalam dunia pendidikan, kesuksesannya bergantung pada bagaimana kita mengatasi
tantangan ketimpangan dan ketidakadilan yang mungkin timbul. Dengan kebijakan
yang tepat dan pengembangan teknologi yang berfokus pada inklusivitas, kita
bisa mewujudkan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata bagi semua
generasi di masa depan.
SUMBER:
https://www.intel.co.id/content/www/id/id/learn/ai-in-education.html
https://aici-umg.com/article/ai-dalam-industri-pendidikan/
file:///C:/Users/asus_/Downloads/ahuda,+840-Research+Results-3096-1-6-20231028.pdf
Komentar
Posting Komentar