Muhammad Afrizal Pratama (25) - "AI dan Desinformasi: Bagaimana AI digunakan untuk membuat deepfake atau berita palsu, serta dampaknya terhadap masyarakat dan kepercayaan publik"

 

Saat ini teknologi sudah semakin canggih. Banyak teknologi yang bermunculan mulai dari biasa saja sampai yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Salah satu teknologi tersebut adalah AI (Artificial Intelegent) atau kecerdasan buatan. AI adalah teknologi yang dapat meniru kemampuan intelektual manusia, seperti belajar dari pengalaman, mengidentifikasi pola, dan membuat keputusan. AI dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan cepat dan efisien, sehingga dapat membantu memecahkan masalah secara cerdas. AI dapat digunakan dalam berbagai bidang salah satunya dalam penyebaran informasi.

            Dengan AI mencari dan menyebarkan informasi akan semakin mudah. Dengan menggunakan teknologi AI berupa teks menjadi suara kita sudah selangkah lebih maju dalam menyiapkan informasi untuk disebarkan dan tentunya kita tidak perlu repot untuk merekam suara kita dalam membuat berita tersebut. AI juga dapat meyebarkan informasi yang kita buat dengan mudah melalui algoritma yang canggih dalam suatu aplikasi di gawai.

            Namun dibalik praktisnya terknologi AI saat ini, hal tersebut menjadi boomerang untuk diri kita. Saat ini marak penyebaran informasi palsu melalui teknologi AI berupa deepfake. Deepfake AI adalah teknik pembuatan konten palsu yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi kemiripan individu aslinya. Kata "deepfake" merupakan gabungan dari kata "deep learning" dan "fake". Deepfake dapat digunakan untuk membuat foto, audio, atau video palsu yang terlihat nyata dan mirip dengan sumber aslinya. Beberapa contoh penggunaan deepfake adalah mengganti wajah aktor di film, mengedit suara orang menyanyi, menempelkan wajah seseorang ke badan orang lain, mengedit video orang terkenal supaya dia mengatakan sesuatu yang lucu.

            Sudah banyak berita hoaks yang disebabkan teknologi deepfake yang dibuat oleh orang tidak bertanggungjawab seperti menggunakan wajah orang terkenal misalnya influenser, artis, bahkan orang di pemerintah serta suaranya untuk mengatakan hal yang bertolak belakang dengan fakta atau bahkan melakukan penipuan dengan menjanjikan hadiah bagi penonton yang melakukan suatu syarat dalam video. Deepfake bahkan bisa untuk menempel wajah seseorang di video yang mengandung unsur seksual untuk menjatuhkan nama baiknya. Dengan ini tentunya orang yang kurang berpengetahuan tentang AI ini akan rentan percaya.

            Berita hoaks deepfake sebenarnya sudah ada dari zaman dulu, namun teknologi deepfake zaman dulu belum secanggih sekarang sehingga berita hoaks menggunakan deepfake zaman dulu akan langsung ketahuan. Berbeda dengan teknologi deepfake sekarang yang semakin canggih, konten deepfake yang sekerang akan terlihat natural, jadi orang tidak punya pengetahuan yang luas terhadap AI akan langsung percaya terhadap informasi tersebut.

Kalangan orang yang biasanya rentan terhadap berita hoaks deepfake adalah anak-anak dan orang tua yang baru dipegangi gawai. Anak-anak yang sudah dipegangi gawai tentunya masih awam dengan teknologi AI yang canggih seperti deepfake, hal ini membuat mereka tidak bisa membedakan mana yang asli dan yang palsu. Sama halnya dengan orang tua yang baru dipegangi gawai, mereka tentunya sangat awam dengan teknologi yang dihadirkan digawai dan terkadang masih bingung dengan adaptasi gawai apalagi teknologi AI yang sudah berada satu tingkat diatas teknologi gawai yang dasar.

Hoaks menggunakan deepfake biasanya dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin menjatuhkan nama baik korban yang mukanya digunakan dalam hoaks, mengadu domba pihak tertentu, atau menyebarkan berita yang kebenarannya masih abu-abu menggunakan muka orang terkenal supaya orang mudah percaya. Bahkan deepfake biasanya digunakan untuk penipuan yang berkedok hadiah. Selain itu deepfake juga bisa digunakan untuk media berpolitik seperti untuk menjatuhkan lawannya dengan menggunakan muka lawannya untuk dijatuhkan citra dan harga dirinya sehingga pandangan orang akan buruk terhadapnya.

Terus bagaimana berita hoaks deepfake ini bisa tersebar? Berita deepfake ini biasanya akan bermula dari si pembuat berita, bisa perorangan maupun suatu media yang biasanya akan disebarkan melalui sosial media ataupun ke orang terdekatnya. Orang yang percaya terhadap berita hoaks ini terkadang akan menyebarkannya disosial medianya atau ke orang terdekatnya seperti teman, sahabat, orang tua, bahkan grub keluarga. Jika dari mereka ada yang percaya maka hal ini akan merembet bagaikan virus yang akan terus menyebar ke lingkup yang lebih luas. Dampaknya tentunya akan terasa bagi orang yang pecaya dimasyarakat luas dan bagi korban deepfake.

Yang menjadi korban deepfake bukan hanya dari orang yang percaya akan berita tersebut namun juga bagi orang yang mukanya dijadikan berita deepfake. Orang yang percaya akan beritanya biasanya akan kehilangan kepercayaan pada orang yang mukanya dijadikan hoaks, timbulnya perasaan tidak suka bahkan sampai menghina, memandang rendah citra orang yang mukanya digunakan untuk hoaks, bahkan sampai kerugian finansial bila hoaks deepfake tersebut adalah penipuan. Sedangkan untuk sang korban yang mukanya dijadikan berita deepfake akan jatuh citra dan harga dirinya, nama baiknya akan tercemar, orang akan kehilangan kepercayaan padanya, kehilangan karirnya, dihujat atau dirundung, diserang secara fisik didunia nyata, terkena kasus hukum, dan bila sang korban sudah tidak kuat biasanya akan kehilangan kewarasannya bahkan sampai bunuh diri

Hoaks deepfake memang berbahaya tapi bukan berarti hoaks deepfake ini tidak bisa dicegah maupun ditanggulangi. Orang yang paham akan IT bisa melakukan pengarahan dan seminar mengenai deepfake supaya mengedukasi banyak orang tentang deepfake ini. Kita tentunya juga harus meningkatkan dan membuka wawasan kita terhadap teknologi AI supaya bisa langsung tahu akan berita mana yang AI dan bukan. Sama halnya dengan hoaks biasanya lainnya, kita tidak boleh langsung percaya dan menyebarkannya. Hoaks deepfake juga harus dicari kebenarannya melalui media terpercaya bila merupakan berita dan konfirmasi melalui sang korban muka. Sang pembuat hoaks deepfake merupakan kriminal atau pelanggar hukum karena merupakan melakukan tindakan kriminal berupa pencemaran nama baik dan dapat terkena hukum pidana. Untuk korban muka sebaiknya melakukan klarifikasi bila hoaks deepfake sudah terjadi untuk mengkonfirmasi berita

Jadi, apakah teknologi AI deepfake ini sepenuhnya berbahaya? Menurut penulis teknologi deepfake ini seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, deepfake menawarkan potensi besar dalam industri kreatif, pendidikan, dan bahkan untuk keperluan keamanan. Namun, di sisi lain, penyalahgunaan teknologi ini dalam penipuan, pembuatan konten pornografi tanpa persetujuan, dan penyebaran hoax dapat merusak kepercayaan publik dan mengancam privasi. Intinya dari hoaks deepfake ini kembali pada diri kita sendiri yang sudah memiliki pengetahuan luas terhdap AI atau belum dan sikap berfikir kritis.

Perkembangan teknologi memang tidak bisa dihindari, semakin lama teknologi akan semakin canggih. Hal ini dibuktikan dengan kemunculan AI yang semakin canggih. Salah satu AI tersebut adalah deepfake. Meskipun deepfake memiliki manfaat yang banyak, banyak juga oknum yang membuat berita hoaks menggunakan muka orang terkenal demi keperluan kejahatan. Tugas kita adalah tidak langsung percaya pada berita yang beredar dan cek dulu kebenarannya. Meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap berfikir kritis juga diperlukan diera hoaks yang semakin canggih seperti saat ini.

Orang bertanggung jawab akan menggunakan AI untuk hal yang bijak dan bermanfaat dan orang yang tidak bertanggung jawab akan menggunakan AI untuk kejahatan dan kriminal. Semua terganung dari diri kita dalam menghadapi dan memanfaatkan AI itu sendiri di era digital ini. Tidak ada yang melarang namun bijaklah

Sumber:

Masruoh. Mengenal Deepfake yang Marak Muncul di Media Sosial. https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/mengenal-deepfake-yang-marak-muncul-di-media-sosial-22EPbxmJmym. Diakses : 10 November 2024

Tanpa nama. Deepfake: Pedang Bermata Dua bagi Konsumen dan Bisnis Digital. https://vida.id/id/blog/deepfake-pedang-bermata-dua-bagi-konsumen-dan-bisnis-digital. Diakses : 10 November 2024

Ismail, Moh. Ayub. Apa Itu AI (Artificial Intelligence): Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan.https://stekom.ac.id/artikel/apa-itu-ai-kecerdasan-buatan-pengertian-kelebihan-kekurangan#. Diakses : 11 November 2024

Ardhanie, Mochammad Rafy. AI adalah Teknologi yang dapat Mempermudah Kehidupan Manusia. https://www.dicoding.com/blog/ai-adalah-teknologi-yang-dapat-mempermudah-kehidupan-manusia/#:~:text=Pengertian%20AI,Keren%2C%20bukan?. Diakses : 12 November 2024


Penulis; Muhammad Afrizal Pratama/25/XII-10


Komentar

Postingan populer dari blog ini

stangerten.x 🔥🔥

Helsa Amanda Putri - “Pengaruh AI pada relasi manusia, Apakah AI, seperti Chatbot dan Asisten Virtual mempengaruhi hubungan interpersonal dan kemampuan sosial manusia?”